Sabtu, 17 Desember 2011

20-02-2011 mengingat momentum penting


DANGDANG ambilin DENDENG diatas DANDANG yang nempel di DINDING DONG DANG…

Semangat ini takkan pudar sampai akhir nanti.
Sampai suatu saat nanti semua akan terbukti.
Apakah kekuatan dari keyakinan menang atau kalah.
Keyakinan atas cinta yang mulai goyah.
Diperjuangkan namun cinta itu seakan ingin mati.

Putaran roda tiada henti untuk menapaki kerasnya tanah tandus.
Tanpa air.
Dimana aku bisa melepas kehausan akan cintaku kepadanya.
Menanti semua terjawab.
Usaha ini takkan sia-sia.
Sampai akhirnya semua jelas.
Untuk siapa aku berjuang.

Jawaban itu akan datang darimu.
Bunga mekar menghias hati untuk persinggahan.
Sejenak.
Atau bunga itu akan tertanam menghias hati untuk selamanya.
Nanti.

Selasa, 20 September 2011

Sinopsis Novel Salah Asuhan

Salah Asuhan
Pengarang: Abdoel Moeis
Penerbit: PT.Balai Pustaka (Persero)Cetakan: XXXII - 2006
Sinopsis Dari Novel Salah Asuhan Yang Dikarang Oleh Abdul Moeis

(Dibuat bersama INDRA RIO SAPUTRA untuk Tugas Bahasa Indonesia Kelas XII IA 3 SMA N 1 NGAWI)

Salah Asuhan
Corrie de Bussee, gadis Indo-Belanda yang cantik, lincah dan menjadi dambaan setiap pria yang mengenalnya. Corrie berteman dengan Hanafi dari sejak kecil. Hanafi sendiri adalah laki-laki muda asli Minangkabau, berpendidikan tinggi dan berpandangan kebarat-baratan. Bahkan cenderung memandang rendah bangsanya sendiri. Karena selalu bersama-sama akhirnya mereka satu sama lain saling mencintai. Tapi cinta mereka itu tidak dapat disatukan karena perbedaan bangsa, jika orang Bumiputera menikah dengan keturunan Belanda maka tidak diperbolehkan, yang akhirnya apabila kejadian sampai menikah mereka akan dijauhi oleh para keluarganya dan orang lain. Corrie pun akhirnya pergi yang tadinya tinggal di Minangkabau menjadi di Betawi. Perpindahan itu sengaja ia lakukan untuk menghindar dari Hanafi dan meneruskan sekolahnya di sana.
Akhirnya ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah. Rapiah adalah sepupu Hanafi, gadis Minangkabau sederhana yang berperangai halus, taat pada tradisi dan adat sukunya. Ibu Hanafi ingin menikahkan Hanafi dengan Rapiah yaitu untuk membalas budi pada ayah Rapiah yaitu Sutan Batuah yang telah membantu membiayai sekolah Hanafi. Tapi Hanafi awalnya tidak mau karena cintanya hanya untuk Corrie saja. Tapi akhirnya dengan bujukan ibunya walaupun terpaksa ia menikah juga dengan Rapiah. Karena Rapiah tidak Hanafi cintai keberadaan Rapiah pun di rumah hanya diperlakukan seperti babu, mungkin Hanafi juga menganggap bahwa Rapiah itu seperti tidak ada apabila banyak temannya orang Belanda yang datang ke rumahnya. Hanafi dan Rapiah dikarunia seorang anak laki-laki yaitu Syafei. Begitu juga Syafei anak itu juga diperlakukan bukan seperti anaknya sendiri. Syafei sering bermain bersama Buyung, Buyung adalah seorang jongos atau pembantu setiap harinya Syafei bermain-main dengan Buyung.Suatu hari Hanafi digigit anjing gila, maka dia harus berobat ke Betawi agar sembuh. Di Betawi Hanafi dipertemukan kembali dengan Corrie. Di Betawi, Hanafi menikah dengan Corrie dan mengirim surat pada ibunya bahwa dia menceraikan Rapiah. Ibu Hanafi dan Rapiah pun sangat sedih tetapi walaupun Hanafi seperti itu Rapiah tetap sabar dan tetap tinggal dengan Ibu Hanafi. Perkawinannya dengan Corrie ternyata tidak bahagia, sampai-sampai Corrie dituduh suka melayani laki-laki lain oleh Hanafi. Akhirnya Corrie pun sakit hati dan pergi dari rumah menuju Semarang. Corrie sakit Kholera dan meninggal dunia. Hanafi sangat menyesal telah menyakiti hati Corrie dan sangat sedih atas kematian Corrie, Hanafi pun pulang kembali ke kampung halamannya dan menemui ibunya, Hanafi pekerjaannya hanya termenung saja dan tidak terlalu bergairah. Hanafi sakit, kata dokter dia minum 4 butir sublimat dan akhirnya dia meninggal dunia.
Unsur Instrinsik dari Novel Salah Asuhan

1. Tema
Adapun tema yang terkandung dalam novel Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis adalah adat istiadat.
2. Amanat
Adapun amanat yang terkandung dalam novel Salah Asuhan adalah :
1. Janganlah melupakan adat istiadat negeri sendiri, jikalau ada adat istiadat dari bangsa lain, boleh saja kita menerima tapi harus pandai memilih, yaitu pilihlah adat yang layak dan baik kita terima di negeri kita.
2. Jangan memaksakan suatu pernikahan yang tidak pernah diinginkan oleh pengantin tersebut, karena akhirnya akan saling menyiksa keduanya.
3. Jangan durhaka kepada orang tua.
3. Alur
Alur yang digunakan dalam novel Salah Asuhan adalah alur maju.
Perkenalan
Hanafi dan Corrie bersahabat dari kecil. Hanafi orang Bumuputera yang hanya memiliki Ibu keturuna Minangkabau. Corrie keturunan Indo-Belanda yang hanya mempunyai Ayah yang bernama Tuan De Busse dari Belanda.
Pertikaian
Hanafi cinta kepada Corrie, tetapi Corrie menyadari bahwa diantara mereka tidak bisa bersatu karena berbeda adapt, meskipun Hanafi dibesarkan dan disekolahkan padaw bangsa barat. Lalu Corrie pergi dari Solok menuju Betawi meninggalkan Hanafi. Sedangkan Hanafi menikah dengan Rapiah, Rapiah adalah istri pemberian Ibunya.
Klimaks
Hanafi durhaka kepada Ibunya dan digigit oleh anjing gila yang berkeliaran, lalu hanafi berobat ke Betawi dan bertemu kembali dengan Corrie. Setelah 3 bulan lamanya Hanafi mengirim surat kepada Ibunya di Solok yang berisi meninggalkan Rapiah disana dan menikah dengan Corrie.
Peleraian
Hanafi bercerai dengan Corrie dan Corrie meninggal dunia karena penyakit Cholera yang dideritanya, lalu Hanafi pergi menuju Solok untuk bertemu Ibunya dan istrinya Rapiah serta anaknya Syafei.
Penyelesaian
Hanafi bertemu Syafei di Solok walaupun hanya sebentar kemudian Hanafi bertemu Ibunya untuk pergi menuju Bonjol yang akan membayar hutang disana. Tetapi ketika menginap di Solok Hanafi meninggal dunia karena meminum Sublimat

4. Tokoh
1) Hanafi, wataknya egois, keras kepala
Bukti :
1. Dengan kekerasan ia menolak pakaian Destar Saluk, yaitu pakaian adat Minangkabau, bahwa ia memakai smoking ; jas hitam, celana hitam dengan rompi dan berdasi.
2. Aku menuduh engkau berlaku hina di dalam rumah ini !!
2) Corrie, wataknya baik, mudah bergaul
Bukti :
1. Barang siapa yang teguh dalam keyakinannya dan tidak kurang pula ikhtiarnya, niscaya akan berhasillah dalam usahanya
2. Acap sekali tante Lien datang ke rumah Corrie, bila Hanafi di kantor
3) Rapiah, wataknya sabar, lembut
Bukti :
1. Jika sungguh-sungguh Ibu hendak mengambil aku pengganti Hanafi bawalah aku kemana kehendak Ibu
4) Ibu Hanafi, wataknya sabar
Bukti :
1. Mudah-mudahan Tuhan akan menurunikan karunia-Nya juga bagimu
5) Tuan Du Busse, wataknya tegas dan keras
Bukti :
1. Tapi Corrie mesti bersekolah yang sepatut-patutnya, haruslah anak itu memperoleh ilmu dunia yang setinggi-tingginya
6) Sutan Batuah, wataknya tegas dan keras
Bukti :
1. Tadi pagi pukul enam Sutan Batuah bersama Rapiah dan Syafei sudah berangkat ke Bonjol
7) Syafei, wataknya berani
Bukti :
1. Sebab Tuan orang baik, serupa dengan ayahku baiknya
8) Si Buyung wataknya penurut
Bukti :
1. Si Buyung menolak kereta itu sampai ke dapur lalu menceritakan apa yang diperintahkan kepadanya.
9) Nyonya Pension wataknya baik hati,simpatik.
Bukti :
1. Nyonya pension memberi saran untuk pergi ke Semarang agar Corrie bisa lebih nyaman.
2. Membantu Hanafi mengetahui kabar Corrie.
5.Penokohan.
1. Antagonis
Hanafi,Orang Belanda.
2. Protagonis
Corrie,Ibu Hanafi,Rapiah.
3. Tritagonis
Nyonya Pension,Dokter.
6. Latar
Latar atau tempat terjadinya yaitu :

1) Lapangan tenis di Minangkabau
Bukti : Tempat bermain tenis, yang dilindungi oleh pohon-pohon ketapang. Sekitarnya masih sunyi, cahaya matahari yang diteduhkan daun-daun di tempat bermain itu.
2) Rumah Corrie di Minangkabau
Bukti : Setelah Hanafi berjalan pulang, masuklah Corrie ke dalam rumah. ”Dag Pa” !! Katanya dengan tergopoh-gopoh, setelah masuk ke ruang tengah, Ayahnya sedang duduk minum teh sambil membaca koran.
3) Rumah Hanafi di Minangkabau
Bukti :
1. Hanafi bangkit dari tempat ia berbaring, lalu duduk memandangi Ibunya
2. Dengan perkataan itu Hanafi membalik tidur, membelakangi Ibunya yang sedang berdiri di muka pintu.
4) Betawi
Bukti :
1. Sudah seperempat jam lamanya Hanafi menantikan Corrie di pintu Air, tidak lama kemudian datanglah yang dinanti-nanti dari Gang Pasar Baru.
2. Kalau begitu, marilah kita kembali saja menuai Jalan Gunung Sari, Corrie !!!
3. Tiga bulan sudah terlampau setelah Corrie merayakan hari kelahirannya di Gang Pasar Baru ia menyewa Pavilyun disana.
5) Probolinggo
Bukti : Aku sekarang sedang beristirahat di rumah orang tuanya di Pabrik kopi ”Gunung Wayang” di probolinggo Jawa Timur.
6) Surabaya
Bukti : Di Surabaya mereka menumpang semalam di sebuah pension kecil,

7) Semarang
Bukti : Corrie pergi ke rumah saudara dari Nyonya Pension di Semarang.

7. Sudut Pandang
Dalam novel Salah Asuhan Abdoel Moeis ini, pengarang bertindak sebagai orang ketiga yaitu menceritakan kehidupan tokoh-tokoh pada novel tersebut.

8. Gaya Penulisan
Gaya penulisan dari novel ini adalah SIMILE.

Kamis, 14 Juli 2011

18-02-2011 ke kaki gunung

Selamanya awan itu putih.
Langit itu biru.
Sinar mentari itu hangat.
Ketika membuka lebar lengan ini untuk merasakan.

Semangat itu pasti sebelum tertatih.
Meski semua dengan haru.
Enyahkan kutu-kutu jahat.
Demi diri ini di masa depan.

27-01-2011 pegang erat

Seingat peternak memberi makan ternaknya.
Derap langkah menuju kematian itu pasti.
Peran dimainkan bersama kesalahan dan kebenaran.
Mengapa semua untuk mereka?
Hinggapnya kematian hanya rutinitas dalam kehidupan.
Tak perlulah berkata sopan.
Hujan itu tangis.
Menikmati hujatan yang bengis.

23-01-2011 lagu ini pernah kudengar


Kamu pintar…kamu pintar…
Kamu sering…sekali bohong…

23-01-2011 meratap hujatan


Bukanlah lihai dalam membiaskan kata menjadi bermakna hingga berwujud puisi.
Bukanlah isi otak ini penuh akan makna dari berbagai buku.
Bukanlah jiwa ini telah terlatih menjadi baja.
Bukan pula orang dengan pemikiran cerdas.

Senin, 23 Mei 2011

03-01-2011 dibalik sajak dan pujangga


Hantarkan sepinang sirih kepada tuan.
Haturkan terima kasih pada hulu balang.
Kereta tak lagi berjalan.
Terompet tak lagi ribut untuk memberi tanda.
Datang seorang pujangga bersajak kesana kemari.
Untuk seorang gadis elok nan rupawan permata kerajaan.
Didapuk seorang pujangga untuk meminang,
Siapa dibalik sajak dan pujangga.
Cacatkah ia dalam rasa malu.
Usai bersajak,beranjaklah sang pujangga.
Kepada tuannya.
Sang lelaki dibalik sajak dan seorang pujangga.
Berkabar tiada hasil.

03-01-2011 stresor pasca masa lalu


Biarkan hujan turun untuk memberi rona basah pada bumi.
Jangan cegah sinar bulan sampai kepadaku meski tak berseri.
Aku dengan keyakinan.
Sampai jumpa akal sehat.

03-01-2011 jalan kerbau


Berbekas segelintir sisa kehidupan.
Menerima segala daya untuk diri.
Sediakah untuk berdiri?
Terasa perih beralaskan dipan.
Hidup sunyi dengan segala keramaian.
Jika sebuah lonceng berdering hingga putuskan tali.
Kilatan sinar petir silaukan mata.
untuk menuntun dengan bunyi.
Sampaikan lirih tangis kepadaku.

Rabu, 18 Mei 2011

02-01-2011 offering,feel,remembering forever


Fatamorgana sekian tahun lalu membutakan mata.
Sekejap aku larut dalam indahnya moment itu.
Betapa tak kusangka,tak kuduga.
Aku pergi bersama deraian air mata.
Seakan aku hanya seonggok duri yang hanya menyakiti.
Kenapa aku dulu diterima?
Aku tulus akan hati ini.
Sungguh.
Pertanyaanku tentang apa,kenapa,bagaimana,siapa?
Meski ini bukan filsafat,tapi aku bertanya.
Aku tak tahu kasihku.
Aku tak tahu.
Aku punya pegangan atas apa yang aku rasa.
Yaitu… apa yang aku rasakan saat ini,kemarin dan besok juga kau rasakan.
Begitu juga kamu, apa yang kamu rasakan saat ini,kemarin dan besok juga aku rasakan.
Kau masih dihatiku.
Jika Allah menghendaki maka tetap seperti itu meski kau telah bersamanya dan aku tak bersama orang lain.

06-12-2010 vasodilatasi


Mendung tak juga menggulung diri.
Tetesan hujan tak urung reda.
Seraya menepis hawa dingin.
Sepercik kehangatan ada dalam sanubari.
Menempatkan kopi yang nikmat disaat yang tepat.
Membawa daun itu terbang tanpa beban.
Meski telah membumi.
Semangatkan jiwa,sejukkan hati,menerapkan langkah tegap.

Sabtu, 14 Mei 2011

04-12-2010 prihatin


Tinggi awan sekian senti diatas mata.
Dermakan setiap tetes darah bagi kehidupan baru.
Peluh berarak turun menetes dari rambut yang memutih.
Ketika terhina hanya serupiah yang didapat.
Orang asli pun tak mau mengakui.
Mencaci,membuang sampah kepadanya.
Ketika ia membumbung tinggi laksana elang rajawali.
Yang dulu memaki,mencaci kini menjilat setiap jejak darinya.
Tiada salah ketika mereka memaki.
Tiada malu mereka mencaci.
Saat ia tertunduk oleh kerasnya putaran roda.

30-11-2010 jatuh tak berulang


Semilirnya berikan suasana sejuk.
Derasnya bertingkah polah dalam kegelapan.
Mendengar sesuatu yang keras namun tak beranjak.
Gerai telah terhampar di sana-sini.
Remangnya pelita diri tak tergugah karena telah mati.
Nafas dari sehelai daun menghidupi segala sesuatu yang ada dibawahnya.
Heran seekor kambing melihat daun itu pasrahkan diri.
Kambing dengan senang hati menerima kepasrahan itu.

28-11-2010 berkeringat dingin

Tinggi sudah terbangnya ia.
Sembilu terkurung sendiri.
Tanpa bisa ikut terbang bersamanya.
Hijau sudah rumput di padang pasir.
Kicauan sebenarnya terasa menyayat.
Bahkan mematikan.
Ularpun kembali ke sarang tanpa membawa mangsanya.
Seberapakah itu berpengaruh.
Tak..tek…tik…tok…tuk…

Senin, 04 April 2011

23-11-2010 fallin’

Semarak riuh rendah derai hujan.
Serempak menghujam bumi.
Terseret rendah oleh serangan waktu.
Memandang jatuhkan gumam.
Hidupi senja karena tangisan.
Gerombolan fikir tertidur.
Berteriak lantang sedari dulu.
Cendawan hitam terpesona kelabu.
Jatuh berserak daun.
Penghormatan jera menghirup aroma.
Sekedar bergelut dengan diri sendiri.

21-11-2010 cahaya abadi

Dalamnya keinginan terbunuh oleh keraguan.
Terbersit dalam pikir segera berdiri.
Terhunuskan pedang kearah jantung.
Tajam meluncur menumpahkan air mata.
Cahaya terang meredup untuk kesekian kali.
Berkas cahaya abadi jatuh menambah terangnya hari.
Semua merasa hidup ini indah.
Bukan hanya perputaran roda kereta saat menanjak.
Resaplah air yang mengalirkan keceriaan.
Bersambunglah senyum menyambut hangatnya cahaya abadi.

21-11-2010 makna kata


Jatuh sudah ludah ke tanah.
Hambar sudah rasa nafas.
Sejenak isyarat itu untuk ini.
Berselang sudah untuk itu.
Mengapa menyatakan kalau tidak bisa menepati.
Terlanjur aku terbang tinggi karenanya.
Dengan mudah aku terjatuh berkeping tiada sisa.
Dipuja layaknya raja.
Namun sekejap diludahi layaknya bangkai binatang.

Selasa, 29 Maret 2011

20-11-2010 fikirku tak berujung

Setiap nafas itu keterangan dalam kehidupan.
Apa yang kita hembuskan adalah suatu informasi.
Begitu berguna hingga dapat membalikkan dunia.
Suatu kepastian dalam melangkah sangat dinanti.
Tentang bagaimana cara menepati setiap hembusan nafasnya.

20-11-2010 terbaliknya hati


Tumpah sudah tinta emas dalam hati.
Hati basah karenanya.
Tiada luka tanpa obat.
Hanya satu untuk setiap makna.
Seolah pergi tiada warta.
Hanya sekuntum bunga dalam keranjang.
Menjaga eloknya bukanlah gampang.
Penuh peluh tiada rehat.
Untaian kata terhampar luas.
Setiap kata menjadi kalimat.
Memahami dari kata tiada makna.
Dipilah dulu hingga terbelah.
Seraya berdo’a berkumpulah kata.
Tak ku sangka semua berbeda.

Senin, 07 Maret 2011

17-11-2010 terbangunkan oleh rasa


Perkataan karena ikhlas bukan hanya bualan.
Derita karena pasrah adalah anugrah.
Sesuatu yang ditunggu tak ingin kembali.
Melepas semua perkataan.
Meninggalkan derita.
Ilusi ini bukan ilusi.
Khayalan ini bukan khayalan.
Sanggupkah menjadi angin yang ikhlas dihela.
Angin yang penuh keikhlasan.

Rabu, 05 Januari 2011

17-11-2010 terkulai lemas tiada berdaya


Gerbang pintu rapuh terkena angin.
Sebelah barat hinggap lumut hijau dengan subur.
Sebelah timur ada kerak yang tertanam dalam.
Jendela terbuka namun ingin menutup.
Angin jahat menghempaskan kaca jendela.
Pecah berkeping tiada sisa.
Tinggallah bingkai usang bersama gerbang pintu itu.