Sabtu, 14 Mei 2011

04-12-2010 prihatin


Tinggi awan sekian senti diatas mata.
Dermakan setiap tetes darah bagi kehidupan baru.
Peluh berarak turun menetes dari rambut yang memutih.
Ketika terhina hanya serupiah yang didapat.
Orang asli pun tak mau mengakui.
Mencaci,membuang sampah kepadanya.
Ketika ia membumbung tinggi laksana elang rajawali.
Yang dulu memaki,mencaci kini menjilat setiap jejak darinya.
Tiada salah ketika mereka memaki.
Tiada malu mereka mencaci.
Saat ia tertunduk oleh kerasnya putaran roda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar