Senin, 23 Mei 2011

03-01-2011 dibalik sajak dan pujangga


Hantarkan sepinang sirih kepada tuan.
Haturkan terima kasih pada hulu balang.
Kereta tak lagi berjalan.
Terompet tak lagi ribut untuk memberi tanda.
Datang seorang pujangga bersajak kesana kemari.
Untuk seorang gadis elok nan rupawan permata kerajaan.
Didapuk seorang pujangga untuk meminang,
Siapa dibalik sajak dan pujangga.
Cacatkah ia dalam rasa malu.
Usai bersajak,beranjaklah sang pujangga.
Kepada tuannya.
Sang lelaki dibalik sajak dan seorang pujangga.
Berkabar tiada hasil.

03-01-2011 stresor pasca masa lalu


Biarkan hujan turun untuk memberi rona basah pada bumi.
Jangan cegah sinar bulan sampai kepadaku meski tak berseri.
Aku dengan keyakinan.
Sampai jumpa akal sehat.

03-01-2011 jalan kerbau


Berbekas segelintir sisa kehidupan.
Menerima segala daya untuk diri.
Sediakah untuk berdiri?
Terasa perih beralaskan dipan.
Hidup sunyi dengan segala keramaian.
Jika sebuah lonceng berdering hingga putuskan tali.
Kilatan sinar petir silaukan mata.
untuk menuntun dengan bunyi.
Sampaikan lirih tangis kepadaku.

Rabu, 18 Mei 2011

02-01-2011 offering,feel,remembering forever


Fatamorgana sekian tahun lalu membutakan mata.
Sekejap aku larut dalam indahnya moment itu.
Betapa tak kusangka,tak kuduga.
Aku pergi bersama deraian air mata.
Seakan aku hanya seonggok duri yang hanya menyakiti.
Kenapa aku dulu diterima?
Aku tulus akan hati ini.
Sungguh.
Pertanyaanku tentang apa,kenapa,bagaimana,siapa?
Meski ini bukan filsafat,tapi aku bertanya.
Aku tak tahu kasihku.
Aku tak tahu.
Aku punya pegangan atas apa yang aku rasa.
Yaitu… apa yang aku rasakan saat ini,kemarin dan besok juga kau rasakan.
Begitu juga kamu, apa yang kamu rasakan saat ini,kemarin dan besok juga aku rasakan.
Kau masih dihatiku.
Jika Allah menghendaki maka tetap seperti itu meski kau telah bersamanya dan aku tak bersama orang lain.

06-12-2010 vasodilatasi


Mendung tak juga menggulung diri.
Tetesan hujan tak urung reda.
Seraya menepis hawa dingin.
Sepercik kehangatan ada dalam sanubari.
Menempatkan kopi yang nikmat disaat yang tepat.
Membawa daun itu terbang tanpa beban.
Meski telah membumi.
Semangatkan jiwa,sejukkan hati,menerapkan langkah tegap.

Sabtu, 14 Mei 2011

04-12-2010 prihatin


Tinggi awan sekian senti diatas mata.
Dermakan setiap tetes darah bagi kehidupan baru.
Peluh berarak turun menetes dari rambut yang memutih.
Ketika terhina hanya serupiah yang didapat.
Orang asli pun tak mau mengakui.
Mencaci,membuang sampah kepadanya.
Ketika ia membumbung tinggi laksana elang rajawali.
Yang dulu memaki,mencaci kini menjilat setiap jejak darinya.
Tiada salah ketika mereka memaki.
Tiada malu mereka mencaci.
Saat ia tertunduk oleh kerasnya putaran roda.

30-11-2010 jatuh tak berulang


Semilirnya berikan suasana sejuk.
Derasnya bertingkah polah dalam kegelapan.
Mendengar sesuatu yang keras namun tak beranjak.
Gerai telah terhampar di sana-sini.
Remangnya pelita diri tak tergugah karena telah mati.
Nafas dari sehelai daun menghidupi segala sesuatu yang ada dibawahnya.
Heran seekor kambing melihat daun itu pasrahkan diri.
Kambing dengan senang hati menerima kepasrahan itu.

28-11-2010 berkeringat dingin

Tinggi sudah terbangnya ia.
Sembilu terkurung sendiri.
Tanpa bisa ikut terbang bersamanya.
Hijau sudah rumput di padang pasir.
Kicauan sebenarnya terasa menyayat.
Bahkan mematikan.
Ularpun kembali ke sarang tanpa membawa mangsanya.
Seberapakah itu berpengaruh.
Tak..tek…tik…tok…tuk…