Fatamorgana sekian tahun lalu membutakan mata.
Sekejap aku larut dalam indahnya moment itu.
Betapa tak kusangka,tak kuduga.
Aku pergi bersama deraian air mata.
Seakan aku hanya seonggok duri yang hanya menyakiti.
Kenapa aku dulu diterima?
Aku tulus akan hati ini.
Sungguh.
Pertanyaanku tentang apa,kenapa,bagaimana,siapa?
Meski ini bukan filsafat,tapi aku bertanya.
Aku tak tahu kasihku.
Aku tak tahu.
Aku punya pegangan atas apa yang aku rasa.
Yaitu… apa yang aku rasakan saat ini,kemarin dan besok juga kau rasakan.
Begitu juga kamu, apa yang kamu rasakan saat ini,kemarin dan besok juga aku rasakan.
Kau masih dihatiku.
Jika Allah menghendaki maka tetap seperti itu meski kau telah bersamanya dan aku tak bersama orang lain.
hai pak pujangga (•.•)
BalasHapusweh ada tamu, hohoho,,, halo
BalasHapus