Seuntai derai air mata berisikan tawa.
Hanya mimpi datang menghampiri bagai lentera.
Sepucuk daun terbang menerpa wajahnya.
Apakah yang terjadi.
Namun hanya sebuah mimpi yang bersama hingga akhir waktu.
Sesudah fajar menjelang hingga mentari terbenam.
Semenjak pertama membuka mata hingga menutup mata.
Terkurung dalam nestapa diri.
Tertunduk lesu karena mimpi yang membangkai.
Semenjak itu hilanglah senyum dengan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar